Destinasi Cinta
Menyingkap tirai hati
Mengintai keampunan
Di halaman subur rahmat-Mu, Tuhan
Tiap jejak nan bertapak
Debu kejahilan
Akan ku jirus dengan madu keimanan
Tak ternilai airmata dengan permata
Yang bisa memadamkan api neraka
Andai benar mengalir dari nasuha nurani
Tak kan berpaling pada palsu duniawi
Destinasi cinta yang ku cari
Sebenarnya terlalu hampir
Hanya kabur kerana dosa di dalam hati
Telah ku redah daerah cinta
Yang lahir dari wadah yang alpa
Tiada tenang ku temui
Hanya kecewa menyelubungi
Ku gelintar segenap maya
Dambakan sebutir hakikat
Untuk ku semai menjadi sepohon makrifat
Moga dapat ku berteduh di rendang kasih-Mu
Namun ranjaunya tidak akan sunyi
Selagi denyut nadi belum berhenti
Durjana syaitan kan cuba menodai
Segumpal darah bernama hati
(Destinasi cinta Ilahi)
Lestarikan wadi kalbuku, oh Tuhanku
Leraikan aku dari pautan nafsu
Biarpun sukar bagiku melamar redha-Mu
Namun masihku mengharap ampunan-Mu
Wahai Tuhanku? Ya Allah?
Sunday, July 25, 2010
Bukan sebab diriku membencimu
Bila Jatuh Cinta
Akhwat Jatuh Cinta??
Tak ada yang aneh, mereka juga adalah manusia...
Bukankah cinta adalah fitrah manusia???
Tak pantaskah akhwat jatuh cinta???
Mereka juga punya hati dan rasa...
Tapi tahukah kalian betapa berbedanya mereka saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya???
Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu di wajah, tak ada buncah suka di dada...
Namun sebaliknya...
Ketika Akhwat Jatuh Cinta...
Yang mereka rasakan adalah penyesalan yang amat sangat, atas sebuah hijab yang tersingkap...
Ketika lelaki yang tak halal baginya, bergelayut dalam alam fikirannya, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tak suci lagi...
Ketika rasa rindu mulai merekah di hatinya, yang mereka rasakan adalah kesedihan yang tak terperih akan sebuahr asa yang tak semestinya…
Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu…
Yang ada adalah malam-malam yang dipenuhi air mata penyesalan atas cinta-Nya yang ternodai…
Yang ada adalah kegelisahan, karena rasa yang salah arah…
Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit…
Ketika Akhwat Jatuh Cinta…
Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut…
Tak ada kata-kata cinta dan rayuan…
Yang ada adalah kekhawatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya…
Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah,
kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh…
Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya…
Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan...
Alangkah kasihannya jika akhwat jatuh cinta…
Karena yang ada adalah penderitaan…
Bersabarlah…
Jadikan ini ujian dari Rabbmu…
Matikan rasa itu secepatnya…
Pasang tembok pembatas antara kau dan dia…
Pasang duri dalam hatimu, agar rasa itu tak tumbuh bersemai…
Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap...
Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya…
Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu…
Ukhti… Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya…
Karena bila memang kalian ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu…
Tapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu…
Ukhti… Bersabarlah… Biarkan Allah yang mengaturnya...
Maka yakinlah... Semuanya akan baik-baik saja…
Semua Akan Indah Pada Waktunya…
By: Ummu Sa'ad 'Aztriana'
buat ukhti fillah, doa manis ini pedoman kalian;
Ya Allah…kurniakanlah kami pasangan yang soleh…
yang menjaga dirinya…
yang menjaga hatinya hanya untuk yang halal baginya…
yang sentiasa memperbaiki dirinya…
yang sentiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah…
yang baik akhlaknya…
yang menerima kami apa adanya…
yang akan membawa kami menuju Jannah Mu Ya Rabb…
kabulkan ya Allah…
kerana hati kami teramat lemah…
oh Allah,
kami mohon ampun
atas dosa selama ini
dosa-dosa kami..
andai tak menjalankan perintahMu
andai tak pedulikan NamaMu
andai tenggelam melupakan diriMu
oh Allah,
sempatkanlah kami untuk bertaubat
untuk hidup di jalanMu
untuk penuhi keewajipanku
sebelum tutup usia ini..
sebelum kami kembali kepadaMu..
ameen ya rabb :)
Jazakallah khair ukhti Dr Nur Farah Aisyah atas kesudian berkogsi article-article yang meniupkan hati dengan angin-angin yang membangkitkan semangat mengejar cinta Ilahi yang tidak menyakiti malah Cinta Allah itulah yang mendatangkan segala cinta yang Dia ciptakan ^^
So, sahabat yangku sayangi sekalian better kita bersayang-sayang, berkasih-kasih dengan sahabat sama jantina dulu tapi bukan mengajak kamu sekalian tuk berlaku sumbang pulak cam lesbian ke pankid ke entah apa lagi yang diada-adakan oleh manusia yang berlandaskan nafsu, nauzubillah, jangan salah faham ye. Semoga dapat manfaat bersama,
Saturday, July 24, 2010
Redha Allah vs Redha Manusia
Assalamualaikum wbt..
Semasa usrah tadi, saya begitu tertarik dengan perkongsian sahabat kita mengenai tokoh wanita yang beliau sangat kagumi, iaitu Mother Theresa.
Antara sebab mengapa beliau mengagumi Mother Theresa ini adalah disebabkan simplicity beliau dan sifat beliau yang sangat penyayang. Antara quote beliau yang begitu menyentuh hati saya adalah “No matter who says what, you should accept it with a smile and do your own work.” Hal ini berkaitan dengan pendirian tegas beliau yang menentang aktiviti pengguguran anak dalam kandungan dan kes penceraian. Beliau tidak mudah terkesan dengan tohmahan dan cercaan masyarakat yang mencemuh beliau kerana kerja-kerja kebajikannya. Menjadi norma bagi segelintir masyarakat yang tidak betah duduk kerana ada pihak-pihak yang berusaha melakukan kebaikan. Ada sahaja yang akan dilakukan bagi mematahkan semangat sahabat-sahabat yang berjuang untuk mengajak kepada kebaikan dan meninggalkan kemungkaran. Sindiran yang terang-terangan ditujukan kepada sahabat-sahabat kita ini kadang-kadang boleh menggugat kekuatan sahabat-sahabat kita untuk terus berjuang (mungkin saya sahaja yang rasa sebegini). Tapi apa yang kita cari sebenarnya? Redha Allah atau redha manusia?
Haa.. itulah sebenarnya yang saya nak kupas kali ini. Saje je nak start dengan quote Mother Theresa sebab saya rasa perkongsian ilmu itu sangat digalakkan. Walaupun beliau bukan Muslim, tidak bermakna apa yang beliau katakan itu salah. Mungkin kita boleh mencontohi beliau dan berazam untuk menjadi seorang yang lebih baik dari beliau. Berbalik kepada soal mencari keredhaan.. Mana yang kita nak cari sebenarnya? Redha Allah atau redha manusia? Saya bagi contoh la (bukan untuk mengaibkan ye) .. Ada seorang hamba Allah ni, kelas bermula jam 9 pagi, solat Subuh pukul 6 pagi tak bangun , tak buat pun. Tapi bila jam 8.40 pagi, kelam-kabut bangun mandi dan terus pergi kelas. Tak pelik ke? Kelas boleh pergi, tapi solat yang terang-terangan disebut dalam Al-Quran tentang kewajipan melaksanakannya tu boleh pula dipandang sebelah mata. Nak cari redha lecturer (keberkatan katanya..) tapi redha Allah terhadap kita dalam menunaikan kewajipan sebagai hambanya bagaimana? Suka untuk saya kongsikan puisi yang ditulis oleh Mother Theresa, tajuknya Anyway.
Saya bagi contoh la (bukan untuk mengaibkan ye) .. Ada seorang hamba Allah ni, kelas bermula jam 9 pagi, solat Subuh pukul 6 pagi tak bangun , tak buat pun. Tapi bila jam 8.40 pagi, kelam-kabut bangun mandi dan terus pergi kelas. Tak pelik ke? Kelas boleh pergi, tapi solat yang terang-terangan disebut dalam Al-Quran tentang kewajipan melaksanakannya tu boleh pula dipandang sebelah mata
People are often unreasonable, illogical and self centered;
Forgive them anyway.
If you are kind, people may accuse you of selfish, ulterior motives;
Be kind anyway.
If you are successful, you will win some false friends and some true enemies;
Succeed anyway.
If you are honest and frank, people may cheat you;
Be honest and frank anyway.
What you spend years building, someone could destroy overnight;
Build anyway.
If you find serenity and happiness, they may be jealous;
Be happy anyway.
The good you do today, people will often forget tomorrow;
Do good anyway.
Give the world the best you have, and it may never be enough;
Give the world the best you’ve got anyway.
You see, in the final analysis, it is between you and your God;
It was never between you and them anyway.
Dalam rangkap terakhir puisi beliau disebutkan, di pengakhiran hidup kita, segalanya adalah antara kita dan pencipta kita sendiri, tidak melibatkan orang lain pun.
Bila rakan-rakan sudah dijadikan tempat bergantung….
Siapakah yang lebih sempurna untuk dicari keredhaannya? Allah yang Maha Sempurna dan Maha Kekal, ataupun manusia yang serba kekurangan ni ???!!
“Sesungguhnya barangsiapa yang mencari redha Allah sedangkan manusia murka, maka Allah akan cukupkan baginya akan segalanya di dunia ini. Tetapi barangsiapa yang mencari keredhaan manusia dalam keadaan Allah murka, maka Allah menyerahkan nasibnya pada manusia.”
Fikir-fikirkanlah.
Kepada sahabat-sahabat yang disayangi, teruskanlah berjuang. Marilah kita sama-sama berusaha mencari keredhaan Allah, tapi hubungan kita dengan manusia juga perlu dijaga. (Pesanan untuk diri sendiri)..
credits to http://www.ataphijau.com/2009/11/17/redha-allah-vs-redha-manusia/
chip*chip ; hehehe sudah lama tidakku update blog, bukan niat ingin menyepi..moga kita sama-sama sentiasa berusaha menjadi orang yang soleh dan musleh inshaAllah, ameenn!! ^^
Thursday, July 15, 2010
Perbuatan Jahiliyyah berulang
Apa yang bakal saya tulis mungkin terlalu idealistik, boleh jadi sukar dihadam oleh para pembaca. Apa yang ingin saya sampaikan bukanlah tentang ungkitan hari semalam, tetapi jangkauan hari esok. Siapa tahu apa akan terjadi pada kita nanti? Ketidakpastian tentang masa depan menjadikan hidup ini sangat mencabar. Kita berjalan di dalam gelap yang kian mencerah hari demi hari. Apa yang kita tidak pasti tentang diri kita 10 tahun yang dulu, kini kita telah mendapat jawapannya. Apa yang kita tertanya-tanya tentang diri kita pada 10 tahun akan datang, kita harus terus berlalu agar jawapan itu kita ketemu. Apa yang kita nampak dan lihat, itu adalah kejadian sekarang. Masa depan tiada siapa yang pasti.
Namun Allah itu Maha Indah. Menciptakan perjalanan alam yang begitu mempesonakan. Ada konsep Cause and Effect. Kita akan dibalas sesuai dengan apa yang kita beri. Ertinya realiti keadaan hidup pada hari ini adalah unjuran daripada segala aktiviti yang lalu. Dan segala perbuatan hari ini bakal mengundang kesan pada hari esok. Ya, memang kita tidak pasti, dan sukar untuk mengerti masa depan kita. Namun ketahuilah, kelalaian kita dalam merenung masa depan akan menjadikan kita manusia yang berbuat sewenang-wenangnya. Mungkin jangkauan kita kurang tepat, namun sikap mengambil peduli dan berfikiran jauh menjadikan kita lebih berhati-hati.
Ini bukan soal menilik nasib Umat dan melontarkan sewenang-wenangnya tanggapan mengikut suka hati, tapi apa yang saya cuba lakukan ialah membawa kita merenung keadaan masyarakat hari ini dan merelatifkannya dengan masa depan, mungkin 10 tahun lagi, atau 20 tahun lagi. Saya cuba menimbulkan persoalan yang harus difikirkan bersama. Ini juga bukan soal melihat dunia daripada sudut pandang yang negatif, lalu terus memberikan kesimpulan yang menutup pintu perubahan, tetapi ini adalah soal melontarkan realiti dan mencari solusi.
Apa yang sedang berlaku dalam masyarakat kita pada hari ini mirip apa yang pernah terjadi dalam kehidupan masyarakat Jahiliyyah Arab. Tidak keterlaluan jika disebut sebagai Jahiliyyah Moden. Intelektual dan kejahilan wujud bersama dalam sebuah masyarakat, intelek dalam urusan keduniaan, jahil dalam urusan agama dan akhlak. Binaan dan runtuhan juga wujud sekali, terbinanya bangunan tinggi di atas runtuhan akhlak.
Kalau dahulu masyarakat Jahiliyyah terkenal dengan perbuatan menanam anak perempuan yang baru lahir, hari ini bukan setakat anak perempuan, dan bukan setakat tanam. Ada yang menghumban ke dalam air sungai, ada yang membiarkan dalam mangkuk tandas, ada yang membuang dalam tong sampah begitu sahaja. Kalau masyarakat Jahiliyyah dulu memperdagangkan wanita dan merendahkan martabat wanita, hari ini juga berlaku. Wanita dijadikan bahan pemuas nafsu, ada yang dirogol, dibunuh, dijual, disimpan, ditukar ganti sesuka hati. Bahkan dilakukan dengan pelbagai cara yang lebih kejam dengan bantuan alat teknologi. Gambar lucah disebarkan di sana-sini, wanita bertelanjang menjadi paparan di mana-mana.
Mudah bicaranya, perbuatan jahiliyyah berulang, dan semakin bertambah genre dan cara melakukannya. Generasi muda antara golongan yang menjadi pelaku aktif kepada perbuatan-perbuatan sebegini. Ya, Generasi Muda Islam. Bukan semua, tetapi kebanyakannya. Ini memberi impak secara langsung kepada masyarakat umumnya, kerana generasi muda adalah penggerak kepada masyarakat. Jika inilah realitinya, ke manakah arahnya masyarakat akan digerakkan? Bagaimanakah dengan nasib anak-anak yang baru lahir, generasi yang baru melihat dunia? Apakah mereka akan berpeluang hidup tanpa noda dan penuh didikan agama jika generasi muda sedia ada begitu daif dan tak mampu memberi? Tak mampu mendidik apatah lagi membawa perubahan.
Apabila saya menyebut tentang masa depan generasi muda kini, ia bererti keadaan masyarakat setelah generasi muda ini menjadi golongan tua dan ada pula generasi muda baru di bawah mereka. Jika generasi muda sedia ada sudah begini gayanya, apakah harapan kita tentang generasi baru yang akan dibentuk oleh mereka nanti? Bagaimanakah seorang ibu yang minah rempit dan jahil dalam pelbagai sudut kehidupan hendak mendidik anaknya menjadi baik dan soleh? Bagaimana pula seorang ayah yang juga seorang perogol nak membentuk anaknya menjadi beriman? Bagaimana ibu-ibu yang pakaiannya tak cukup kain, nak menyuruh anaknya menutup tubuh dan memelihara kehormatan? Bagaimanakah seorang ibu dan ayah yang tak tahu membaca Al-Quran, nak mendekatkan diri anaknya kepada Al-Quran dan kepada Tuhan?
Bagaimana dan bagaimana…persoalan itu terus berkembang sehingga kita sedar bahawa masa depan kita nampak kelam. Untung sabut timbul, untung batu tenggelam.
“Tak apa, kita muda lagi, enjoy la dulu”
Terpulang, enjoy lah, setakat mana yang kita mampu, kalau itu yang kita nak. Kelak jangan menyesal di masa depan, dan jangan salahkan generasi yang baru lahir jika mereka lebih rosak daripada generasi muda sedia ada. Persoalannya, apakah kerosakan generasi hari ini kerana kelalaian golongan tua kini, ketika mereka muda dahulu? Kalau ada seorang pakcik berbicara penuh semangat “generasi muda hari ini dah rosak!”, cuba tanyakan padanya, “apa yang telah pakcik lakukan sampai sebegini rosak generasi kini?”
Saya telah lontarkan, sekarang kita fikirkan. Pasti ada penyelesaian. Pasti ada jalan penyelamatan.
~xingt article ni dr mana,moga dapat manfaat~
Saturday, July 10, 2010
Jika belum bersedia, Cinta ia dalam "DIAM"
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya ...
kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya..
karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu.. menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..
karena diammu bukti kesetiaanmu padanya ..
karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah ALLAH swt. pilihkan untukmu ...
ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan ALi ??
yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan ...
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah ....
.............
karena dalam diammu tersimpan kekuatan ... kekuatan harapan ...
hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata ...
bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padanya ??
dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata,
biarkan ia tetap diam ...
jika dia memang bukan milikmu, melalui waktu itu Allah akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat ...
biarkan 'cinta dalam diammu' itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu ...
Simpanlah dalam hati(SIMPATI) saja semua rasa yang ada..
Jika memang Ia menjadi Milikmu.. itu adalah hadiah kecil yang diberikan ALLAH atas setiap doa Tulus yang engkau panjatkan kepadaNya..
Tapi jika dia menjadi milik Orang lain.. bersabarlah.. karena ALLAH akan memberikan Yang terbaik untukmu..
Yakinlah bahwa engkau telah melakukan kebenaran dengan "DIAM"mu..
http://khamzalia.blogspot.com/
chip*chip ; cinta..fitrah manusia, hermm sesiapapun berhak memiliki cinta, namun perlulah bersyarat dan bersyariat. Cintakan Allah, cintakan Rasul..cinta dunia yg menipudaya..
“Cinta tu kena la dibina atas dasar keimanan. Jangan cinta mengawal keimanan kita. Tetapi keimanan kita yang mengawal cinta" - Hilal Asyraf
Tuesday, July 6, 2010
Syaitan suka menjadikan 'wanita' sebagai senjatanya
Assalamualaikum warahmatullah,
Melihat tajuk entry, ‘Wanita jahat, 'senjata' syaitan’, saya pun takut akan dimarahi oleh pembaca setia belog ini. Maaf, saya tidak berniat langsung untuk menjatuhkan kaum saya sendiri, tetapi banyak yang ingin saya kongsikan di sini. Saya mohon, bacalah entry ini dengan fikiran yang terbuka dan cubalah cari teladan yang boleh kita ikuti...
Beberapa minggu yang lalu, kami di al-Falaah sempat bersembang perihal ketidak-warasan suami dalam hal hubungan suami isteri dan berlanjutan pula hingga ke isu ‘tabarruj’. UW memberi komen, “Sekarang ni ramai sangat wanita yang ikut trend artis. Bertudung tapi
‘bertoncet’ (entah macam mana depa ikat rambut sampai jadi tinggi?). Bertudung tapi bibir berkilat-kilat, mata berwarna (pakai kanta warna), paling laris sekarang bulu mata palsu dan maskara pelebar bulu mata. Memang mengasyikkan siapa yang memandang... tapi boleh pandang saja, kalau kenyit mata kat depa mungkin anda akan dilapor melakukan ‘gangguan sexual’ pulak. Jadi lelaki yang memandang dah penuh gelodak nafsu dalam diri, balik rumah isteri pulak ada bekas bau ikan/bawang… agaknya itu yang menyinga jer.” [NB : ± kes suami simbah asid]
Saya mencelah, “Uik.. jangan sebut nama bawang kat sini. Sensitip... Toncet itulah yang saya ada highlight di sini tempohari, konon nak tiru fesyen dari Syria, nak kasi muka nampak tirus/panjang. Deme ikat tinggi, lepas itu letak rambut palsu yang macam bentuk siput itu. Sebab itu nampak toncet tinggi. Depa ada anak tudung syria, nama ‘anak tudung I-da’ ... ala.. yang macam si Aida pelakon tu pakai. Kat HxxxxA ada jual. HxxxxA ada branch dekat dengan rumah saya. Anak tudung tu ada macam-macam ‘kaler’, yang ‘pesen’ 2-3 lapis pun ada...”
Itu antara bait-bait bualan kami di al-Falaah. Dua hari lepas, saya terima email berkaitan tudung syria with high bun (toncet tinggi) daripada seorang teman. Dan saya teringat saya masih belum memasukkan entry berkenaan toncet ini di Laman Seri.
Cantik, kan tudung di atas? Masa mula-mula fesyen itu keluar, kalau tak silap pertengahan tahun lepas, saya teringat akan rambut bertoncet tinggi dalam satu hadis yang menyebutnya seperti ‘bonggol unta’. Agak pelik juga bila pertama kali saya melihat wanita bertudung dengan toncet tinggi-tinggi begini. Bolehkan kita berhias begini?... itulah persoalan yang bermain-main dalam benak saya. Jika tidak boleh, mengapa ada yang menggayakannya? Mungkin mereka tidak pernah terserempak jumpa hadis tersebut. Secara peribadi (bagi saya), jika kena gayanya memang nampak cantik dan sangat ‘kiut’, hendak-hendak pula si pemakai tudung bertoncet tinggi itu bentuk mukanya tirus, panjang atau bujur sireh, memang cantiklah. Saya pun teringin juga hendak buat toncet tinggi begini tapi bila teringatkan hadis yang pernah saya baca.... hemmm... Sesiapa yang masih tidak tahu atau ingat-ingat lupa akan hadis ‘toncet bonggol unta’ ini, teruskan bacaan anda hingga akhir tulisan ini.
Saya gemar memberi soalan cepumas kepada ‘sifu’ [UW] kerana beliau akan sentiasa ada jawapannya (alhamdulillah, setakat ini tidak pernah menghampakan soalan saya. Beliau ini semacam PST [Profesor Serba Tau] ... hik… hik…). Persoalan saya kepada ‘sifu’ di al-Falaah, “.... sanggul yang ditutup pun, aurat ke ummu?”, dan jawapan beliau :
Sanggul yang ditutup, tetapi ‘bentuknya’ dizahirkan (dinampakkan), tujuannya untuk bergaya (tabarruj). Bila orang pandang, maka orang akan tahulah yang dia (si toncet tinggi) itu berambut panjang. Sekarang ini sudah bocor rahsia, ada yang pakai rambut palsu pula rupanya...
Dalam agama, banyak perkara kita kena sensitif. Menceritakan pun sebenarnya tidak boleh (fasal rambut), tetapi tengok juga cerita macam mana yang hendak dibawa. Jika cerita itu untuk pengajaran atau cerita biasa, misalnya kita cerita rambut kita sudah mula beruban, itu bukanlah bermaksud ‘buka aurat’ dalam ertikata yang diharamkan.
Yang tidak boleh, misalnya, wanita yang cerita tentang bentuk badan mereka termasuk jenis atau warna rambut kepada lelaki ajnabi, bukan untuk tujuan berkahwin tetapi saja-saja hendak beri ilusi. Sekarang ini ramai orang tidak kisah bila bercerita atau ‘chatting’. Ada wanita yang siap bagi gambar ‘togel’ atau buka webcam lagi.
contoh tudung 'bungkus'
Dalam Islam, aurat itu perlu ditutup bukan dibungkus. Tutup macam tutup tudung saji, makan dalam tak nampak bentuk. Trend sekarang lain, sikit sebanyak nak nampakkan juga bonggol dan bonjol, dalil mereka ialah contoh dari ustazah-ustazah glamer, payahlah, kan?
Begitulah komen ‘sifu’, jadi hasrat saya untuk bertoncet tinggi macam mereka yang banyak keluar TV itu saya buang jauh-jauh.
STOP HARESSMENT AGAiNST MEN!
Aduhai sahabat-sahabat wanita ku sekalian, jangan sesekali kita lupa akan peringatan Allah SWT yang bermaksud : Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Surah an-Nuur 24:31)
Memanglah ada PERINGATAN Allah SWT kepada kaum Adam perihal menjaga mata pandangan, seperti firman-Nya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (Surah an-Nuur 24:30)
Wahai sahabat-sahabat ku, walaupun MEMANG ada peringatan Allah Taala kepada kaum Adam, tetapi berapa keratkah di kalangan mereka yang benar-benar menjaga pandangan mereka dan janganlah kita lalai kerana mereka ini mudah lupa, sering leka, gemar tergoda dan akan menyalahkan kaum Hawa juga akhirnya, jadi adalah lebih baik wajar kita menjaga diri kita sendiri daripada terjerus seperti mereka… huk... huk... Kaum Adam jangan marah... ek...
Memang kita tidak mampu menghentikan hobi mereka yang suka sangat ‘usha-mengusha’ kaum hawa kerana bagi mereka, amat RUGI jika tidak ‘usha-mengusha’ kaum Hawa. Namun kaum Hawa berkuasa mengubah diri sendiri daripada ‘diintai’ oleh mereka yang bermata keranjang ini. Saya teringat kata-kata yang agak famous yang sering disebut-sebut oleh kaum Adam. Dikatakan (entah siapa yang kata? Nabi SAW tidak pernah berkata begini), wanita dikurniakan dengan 1 akal 9 emosi. Manakala lelaki dikurniakan 9 akal 1 nafsu. Secara pemahaman literal membawa maksud wanita mampu mengawal 9 nafsu emosinya dengan hanya 1 akal, sebab hampir tidak pernah saya dengar ada kes perempuan mer*g*l lelaki, kan? Tetapi lelaki memerlukan keupayaan 9 akal untuk mengawal hanya 1 nafsunya. Kuang... kuang... kuang....
Adakah ini menunjukkan Allah SWT tidak adil dalam mengurniakan keupayaan akaf fikiran manusia mengikut gender? Hemmm.... Sejak azali lagi dan di dalam Islam sendiri, lelaki perlu sentiasa di depan dan wanita di belakang, menyokong lelaki. Wanita di zaman Rasulullah SAW menjadi penyokong kuat kaum lelakinya. Tetapi dunia kini hampir mempunyai fakta yang terbalik pula. Tak mengapalah... Lelaki dan wanita dilahirkan supaya lengkap-melengkapi. Kita kaum Hawa beralahlah... Beralah bukan bererti kita kalah, sebenarnya besar ganjaran untuk kita di kampung akhirat nanti, insya Allah.
Allah SWT menyebut dalam surah ali-‘Imran ayat 14 yang menyatakan bahawa antara perhiasan dunia ini ialah wanita, maksud firman-Nya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, iaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (syurga).”
Jadi, kita tidak berhias pun, masih dikatakan hiasan dunia, apatah lagi jika kita berhias berlebih-lebihan... ingat tu!
Wanita jahat senjata syaitan
Sebuah hadis riwayat Muslim daripada Abu Hurairah r.a., bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud,
“Ada dua golongan ahli (penduduk) neraka yang kedua-duanya belum pernah aku melihatnya; (iaitu) kaum lelaki memegang cemeti seperti ekor sapi (lembu) yang mereka gunakan untuk memukul orang lain, dan (kedua) wanita–wanita yang berpakaian tetapi mereka (sebenarnya) sama seperti bertelanjang (pakaian terlalu ketat dan nipis, tidak menutup sebahagian aurat sebagaimana yang diperintahkan oleh agama yakni yang dapat dilihat rupa bentuk tubuh kepala dan badan) dan wanita-wanita yang mudah dirayu atau suka merayu (yang berjalan melagak menggoyangkan bahu, kepala mereka) rambut mereka (disanggul) bagaikan bonggol unta yang condong. Mereka tidak boleh masuk syurga, bahkan tidak boleh menghidu baunya, padahal bau syurga itu sebenarnya dapat dihidu dari jarak sekian, sekian (yang cukup jauh).” (Hadis riwayat Muslim)
Ini lagi satu versi hadis yang berlainan. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud,
“Akan muncul dalam kalangan umatku di akhir zaman, kaum lelaki yang menunggang sambil duduk di atas pelana, lalu mereka turun di depan pintu-pintu masjid. Wanita-wanita mereka( isteri mereka atau anak perempuan), berpakaian tetapi seperti bertelanjang (nipis dan ketat). Di atas kepala mereka pula (wanita) terdapat bonggolan (sanggul atau tocang) seperti bonggol unta yang lemah gemalai. Oleh itu laknatlah mereka semua. Sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita yang terlaknat.” (Hadis riwayat Ahmad)
Menurut Muhammad Isa Daud dalam bukunya Dialog dengan Jin Islam, bahawa iblis mempunyai tentera yang berkeliaran di seluruh tempat. Mereka merupakan syaitan-syaitan peronda. Antara mereka ada yang berkumpul di jalan-jalan untuk menyambut kaum wanita yang keluar rumah dalam keadaan bersolek (berlebih-lebihan dalam berhias atau bertabaruj).
Janji Iblis
Sesungguhnya Iblis akan sentiasa berusaha mengganggu dan menyesatkan keturunan Adam agar berpaling daripada kebenaran. Ia tidak akan membiarkan manusia itu beriman dan taat melakukan suruhan Allah SWT. Allah SWT mendedahkan janji Iblis ini dalam surah al-A’raf ayat 14 hingga 17, maksud firman-Nya : Iblis berkata, “Berilah tempoh kepadaku (untuk menggoda manusia) hingga hari mereka dibangkitkan (hari kiamat).” Allah berfirman : “Sesungguhnya engkau daripada golongan yang diberi tempoh (ke suatu amsa yang tertentu).” Iblis berkata : “Oleh sebab Engkau (wahai Tuhan) menyebabkan aku tersesat (maka) sesungguhnya aku akan bersungguh-sungguh menghalangi mereka (daripada) jalan-Mu yang lurus. Kemudia aku akan mendatangi mereka dari hadapan mereka serta dari belakang mereka dan dari kanan mereka serta dari kiri mereka. (Sehingga) Engkau tidak akan dapati kebanyakan mereka bersyukur.”
Godaan wanita
Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis daripada Usamah bin Zaid r.a. bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Aku tidak akan meninggalkan suatu fitnah yang paling berbahaya sesudahku nanti kecuali fitnah yang dihadapi kaum lelaki dengan sebab kaum wanita.”
Imam Muslim juga meriwayatkan dalah Sahihnya, daripada Abu Said al-Khudri bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Hendaklah kalian takut terhadap (godaan) dunia dan takutlah kalian terhadap (godaan) wanita.”
Imam Muslim dalam Sahihnya meriwayatkan sebuah hadis daripada Ibn al-Zubair, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : “Sesungguhnya wanita itu, ketika datang dari depan, dia datang dalam bentuk syaitan dan ketika pergi (membelakang tubuhnya) dia memperlihatkan bentuk syaitan pula. Oleh sebab itu, jika salah seorang daropada kamu melihat seorang wanita yang menarik perhatian, maka hendaklah dia segera mendapatkan isterinya, dengan demikian itu dapat menolak (gejolak nafsu) yang ada dalam dirinya.”
Dalam satu hadis yang lain pula, “Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, apabila ia keluar rumah maka syaitan akan menghias-hiasinya dan wanita yang paling dekat dengan rahmat Rabbnya adalah yang berada di dalam rumahnya.” (Hadis riwayat at-Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahihul Jaami’)
Syaitan ini ‘menghias’ kaum wanita itu agar kelihatan indah pada pandangan sebahagian besar orang yang melihatnya, agar mereka semakin banyak menimbulkan dosa-dosa dan orang warak akan melihat hal-hal yang diharamkan Allah SWT.
Adakah wanita itu JAHAT dalam segalanya?
Eh.. Nanti ada pula kaum wanita yang marah-marahkan BG… jangan salah faham, ya… Mengenai fitnah (godaan) yang ada pada wanita, di samping fitnah yang ada pada harta dan anak-anak, di mana hal itu telah diterangkan di dalam al-Quran dan dianjurkan supaya mereka WASPADA dan MENJAGA DIRI dari fitnah (godaan) tersebut. Ertinya, daripada hadis di atas, ia menunjukkan bahawa wanita itu bukan jahat, tetapi mempunyai PENGARUH yang besar bagi manusia terutamanya kaum lelaki yang dikhuatirkan akan lupa pada kewajibannya, lupa kepada Allah dan terhadap agama.
Selain masalah wanita, al-Quran juga mengingatkan manusia mengenai fitnah yang disebabkan dari harta dan anak-anak. Allah SWT berfirman dalam al-Quran yang bermaksud, “Sesungguhnya harta-harta dan anak-anakmu adalah fitnah (godaan/cobaan bagimu); dan pada sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Surah at-Taghaabun: 15)
Firman Allah SWT lagi, yang bermaksud, “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu mengingat kepada Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka termasuk orang-orang yang merugi.” (Surah al-Munaafiquun : 9)
Selain dari itu (wanita, anak-anak dan harta yang dapat mendatangkan fitnah), harta juga sebagai sesuatu yang baik. Allah berfirman yang bermaksud, “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenismu sendiri dan menjadikan bagimu dan isteri-isterimu itu, anak-anak dan cucu; dan memberimu rezeki dari harta yang baik-baik…” (Surah an-Nahl: 72)
Oleh kerana itu, dianjurkannya untuk waspada dari fitnah kaum wanita, fitnah harta dan anak-anak, hal itu bukan bererti ke semuanya bersifat jahat, tetapi demi mencegah timbulnya fitnah yang dapat melalaikan kewajiban-kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah SWT.
Subhanallah... Tidak mungkin Allah SWT menciptakan suatu kejahatan, kemudian dijadikannya sebagai suatu keperluan dan keharusan bagi setiap makhluk-Nya. Makna yang tersirat dari suatu kejahatan itu adalah suatu bagian yang amat sensitif, realitinya menjadi lazim bagi kebaikan secara mutlak. Segala bentuk kebaikan dan kejahatan itu berada di tangan (kekuasaan) Allah SWT.
Berkaitan fitnah wanita ini juga, Ibn Abbas mengatakan, “Tidak ada dalam kalangan orang terdahulu yang menjadi kafir, kecuali gara-gara wanita dan orang yang terkemudian pun kafir gara-gara wanita (juga).”
Said Ibn al-Musayyab berkata, “Setiap kali syaitan berputus asa mengganggu seseorang, maka dia akan melancarkan gangguannya melalui wanita.”
Demikianlah penyebab di mana pelaku maksiat semakin terjerumus dalam dosa. Antara syaitan ini ada yang ‘pakar’ membuat indah pada bahagian tubuh wanita, sehingga tertarik setiap lelaki yang melihatnya. Syaitan melakukannya siang dan malam, tanpa putus asa sehingga ramai manusia terjerumus kepada dosa dari fitnah wanita ini.
Oleh sebab itu, Allah memberikan bimbingan bagi kaum lelaki untuk menjaga dirinya dari bahaya dan fitnah yang dapat disebabkan dan mudah dipengaruhi oleh hal-hal tersebut. Elok juga kaum lelaki mentelaah entry berkaitan Mata dan Bahaya Pandang Memandang.
Diwajibkan juga bagi kaum wanita, agar waspada dan berhati-hati dalam menghadapi tipu muslihat yang diupayakan oleh musuh-musuh Islam untuk menjadikan kaum wanita sebagai medium perosak budi pekerti, akhlak yang luhur dan bernilai suci. Seruan untuk diri saya sendiri juga dan bagi para wanita Muslimah, kembalilah pada kudrat mu sebagai wanita yang solehah, wanita hakiki, isteri solehah dan sebagai ibu teladan bagi rumahtangga, agama dan negara.
Mari kita sama-sama renung-renungkan!
Sunday, July 4, 2010
Teks Ucapan Tok Guru ; Mahasiswa Mahasiswi patut membacanya
YANG AMAT BERHORMAT TUAN GURU DATUK MENTERI BESAR KELANTAN
- PERASMIAN MAJLIS ANUGERAH DARUL NAIM (MADANI 10) -
PERSATUAN MAHASISWA KELANTAN UNIVERSITI MALAYA
PADA : 27 JUN 2010
BERTEMPAT DI HOTEL RAUDHAH, KOTA BHARU, KELANTAN
JAM 10.30 PAGI
Teks dibacakan oleh YB Dr Mohd Fadzli bin Dato Haji Hassan, Pengerusi Jawatankuasa Penerangan, Pembangunan Maklumat, Sains dan Teknologi Negeri Kelantan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
بسم الله الرحمن الرحيم
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
- سورة آل عمران:18
Yang bermaksud :
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
• Terima kasih kepada saudara pengerusi majlis
• Presiden Pesatuan Mahasiswa Kelantan Universiti Malaysa (PMKUM) bersama ahli-ahli jawatankuasanya
• Pengarah Program, Majlis Anugerah Darul Naim (MADANI 10) bersama ahli-ahli jawatankuasa urusetia program
• Saudara saudari mahasiswa mahasiswi yang dikasihi sekalian
Alhamdulillah, terlebih dahulu marilah kita sama-sama memanjatkan setinggi-tinggi kesyukuran kita ke hadrat Allah S.W.T kerana dengan limpah izin-Nya, kita dapat berkumpul di Majlis Anugerah Darul Naim (MADANI 10) yang dianjurkan oleh Persatuan Mahasiswa Kelantan Universiti Malaya (PMKUM) pada pagi ini. Kalungan tahniah saya rakamkan kepada urusetia program yang telah berjaya melaksanakan program ini. Tidak lupa saya mengucapkan setinggi-tinggi terima kasih kerana dijemput untuk hadir seterusnya menyampaikan ucapan perasmian pada pagi ini.
Saudara-saudari, mahasiswa dan mahsiswi yang dikasihi sekalian.
Saya difahamkan bahawa majlis hari ini diadakan khusus untuk menyampaikan anugerah kepada individu-individi yang telah banyak merencana aktiviti bermanfaat demi pembangunan persatuan dari semua aspek. Saya yakin bahawa individu yang terpilih untuk menerima anugerah pada hari ini telahpun membuktikan segala komitmen dan mencurahkan kesungguhan yang tidak berbelah bahagi di dalam memastikan aktiviti persatuan berjalan dengan lancar ke arah akhirnya meraih keredhaan daripada Allah SWT.
Suka saya nyatakan bahawa pemberian anugerah bukanlah satu perkara yang asing di dalam Islam. Allah SWT telah memperkenalkan budaya apemberian anugerah di atas kemuliaan dan kecemerlangan serta ilmu yang dimiliki. Ini disebut di dalam al-Quran apabila Allah SWT memerintahkan para malaikat sujud kepada Nabi Adam as di atas kelebihan ilmunya mengatasi para malaikat.
Firman Allah SWT :
وَعَلَّمَ آَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (31) قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (32) قَالَ يَا آَدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (33) وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34) – سورة البقرة
Yang bermaksud : Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu,
Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Di dalam ayat ini, Allah SWT telah menceritakan bagaimana Nabi Adam AS telah diajar dengan pelbagai jenis ilmu oleh Allah SWT sebagai nikmat pertama yang diterima oleh manusia. Kemampuan untuk belajar dan mengajar ini merupakan keistimewaan yang hanya ada pada manusia dan tidak ada pada makhluk yang lain hatta para malaikat.
Binatang ternakan contohnya, boleh diajar untuk mematuhi perintah tuannya, tetapi tidak boleh mengembangkan ilmu tersebut kepada binatang yang lain. Berbeza dengan manusia, sedikit ilmu yang diperolehinya mampu untuk dikembangkan dengan lebih meluas. Berasaskan kepada kelebihan inilah, Nabi Adam AS telah menerima aanugerah daripada Allah SWT berupa perintahNya kepada para malaikat supaya sujud kepada Nabi Adam.
Ini merupakan anugerah yang pertama yang diterima daripada Allah SWT kepada manusia bagi menunjukkan pengiktirafan terhadap kebolehan manusia menerima dan menyampaikan ilmu. Ayat yang saya bacakan di awal ucapan tadi juga menunjukkan pengisytiharan daripada Allah SWT bahawa penyaksian bahawa Dialah Tuhan yang layak disembah diakui olehNya sendiri, para malaikat serta orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan.
Ia menunjukkan ketinggian golongan yang diberikan ilmu oleh Allah SWT. Bagaimanapun, saya ingin mengingatkan, apa jua anugerah yang diterima pada hari ini bukanlah sesuatu yang hakiki. Semahal manapun anugerah yang diberikan, ia tidak dapat menandingi anugerah yang paling besar yang menanti di akhirat kelak iaitu syurga Allah SWT. Oleh yang demikian, belajarlah, bekerjalan dan berilah sumbangan bukan untuk anugerah yang diperolehi di dunia tetapi untuk anugerah yang dijanjikan di akhirat.
Jika ini berjaya diyakini oleh kita semua, Insya-allah, kita tidak kecewa jika tidak diberikan anugerah, tidak merajuk jika sumbangan tidak dihargai, tidak lari jika usaha kita dinafi.Bukankah kita sering membawa firman Allah SWT di dalam surah at-tin :
قَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (6)
Yang bermaksud : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Saudara-saudari, mahasiswa dan mahsiswi yang dikasihi sekalian.
Ilmu, kemahiran dan segala macam pemberian yang datang daripada Allah SWT tidak hadir secara percuma. Ia datang dengan tanggungjawab. Ilmu yang diberikan oleh Allah SWT menuntut untuk diamalkan. Oleh yang demikian saya ingin mengingatkan agar kita semua sentiasa meneguhkan niat untuk melakukan amal yang soleh sesuai dengan ilmu yang kita miliki. Ilmu yang tinggi tanpa disertai dengan amalan yang soleh tidak akan bernilai di sisi Allah SWT.
Selain menjadi seroang yang soleh, kita juga dituntut menjadi seorang yang musleh (مصلح). Soleh ertinya baik, musleh ertinya mendatangkan kebaikan kepada orang lain. Menjadi soleh barangkali tidaklah terlampau payah, tetapi menjadi seorang yang musleh bererti menempah kesukaran dan kepayahan di dalam hidup.
Saya menyatakan peringatan ini kerana saudara-saudari masih di alam pengajian, masih belum terserempak dengan onak ranjau yang merintangi perjuangan, masih belum terjumpa duri-duri tajam yang melukakan sepanjang perjalanan, masih belum bersua dengan binatang-binatang buas yang sentiasa menanti masa membaham mangsa.
Demi Allah yang merajai kerajaan Langit dan Bumi, telah terbukti di dalam lembaran sejarah, para ulama yang diberikan ilmu yang tinggi oleh Allah, akhirnya berpaling ke belakang menjadi duri dalam daging mengoyakkan helaian ilmu yang dimiliki dan menjual prinsip demi sedikit habuan. Ada juga golongan ulama yang kurang bijak dalam mengatur siasah, akhirnya tertipu dengan mainan politik murahan golongan sekular, lalu menjadi alat politik tanpa mereka sedari. Saya mengungkapkan pesanan ini agar saudara-saudari tidak terjerumus di dalam lembah yang penuh ranjau itu. Kerana sekali saudara-saudari terjebak ke dalam, sukar sekali untuk bangkit dan bangun kembali.
Saudara-saudari, mahasiswa dan mahasiswi yang dikasihi sekalian.
Sejarah telah menukilkan bahawa telah lahir golongan yang berada di barisan hadapan menentang Rasulullah SAW sedangkan merekalah yang diberikan ilmu pengetahuan oleh Allah SWT. Justeru, al-Imam al-Ghazali di dalam kitabnya Ihya Ulumuddin telah membahagikan ulama kepada ulama akhirat dan ulama dunia atau ulama su’. Golongan ulama su’ inilah yang menjadi penghalang kepada perjuangan Islam.
Pada zaman Rasulullah SAW, telah muncul ketua munafik seperti Abdullah bin Ubay, yang mengepalai golongan munafiqin merosakkan dakwah Rasulullah SAW sedangkan mereka tahu dengan sebenar-benarnya bahawa invididu yang mereka tentang ialah nabi yang diutuskan oleh Allah SWT. Lalu lahirlah daripada silibus perjuanga munafiq ini projek-projek yang lahirnya nampak baik dan murni namun hakikatnya bertujuan untuk memusnahkan Islam.
Muncullah projek Masjid Dhirar yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk dimusnahkan. Walaupun namanya masjid, tetapi tujuannya untuk memecahbelahkan. Lalu menjadi tanggungjawab para ilmuwan sekalian untuk mengenal dengan pasti yang mana satukah projek masjid dhirar dan yang mana pula tidak. Ini penting agar para ilmuwan yang akan muncul sebagai golongan ulama tidak terperangkap dengan politik dhirar tanpa disedari.
Saudara-saudari, mahasiswa dan mahasiswi yang dikasihi sekalian.
Akhir kata, saya berharap supaya saudara-saudari sekalian dapat memanfaatkan masa dan peluang yang diberikan oleh Allah SWT pada hari ini untuk menimba ilmu dan juga pengalaman sebanyak mungkin. Dunia hari ini tidak lagi menuntut lahirnya mahasiswa yang menggenggam segulung ijazah semata-mata, tetapi mahasiswa yang mampu berinteraksi dengan masyarakat.
Segulung ijazah hanyalah merupakan pengiktirafan akademik namun belum membuktikan saudara-saudari mampu menyumbang kepada masyarakat. Oleh yang demikian, bahagikanlah masa sebaik mungkin di antara tuntutan akademik dan aktiviti-aktiviti lain yang bertujuan mengasah kepimpinan dan kemahiran urus tadbir. Semoga segala usaha yang kita lakukan mendapat ganjaran di sisi Allah SWT.
Saya sudahi dengan
أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
"Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka menyembah dan beribadat kepadaku" -Az-Zariat : 56
Friday, July 2, 2010
“Islah nafsak, wad’u ghairak”
Bila ada manusia mengajak kepada kebaikan, kadangkala dia akan berhadapan dengan sindiran dan caci maki orang ramai. Tambah memburukkan, sindiran dan caci maki itu melemahkan kekuatan hati untuk terus menyebarkan kebaikan.
Antara kata-kata yang biasa kita dengar adalah:
“Ala, belajar pun tak habis lagi nak dakwah-dakwah”
“Diri pun tak berapa betul, nak ajak orang pada kebaikan”
“Ni dah hafal Al-Quran sepenuhnya ke, nak ajak-ajak orang buat baik ni?”
“Kau dah sempurna sangat ke?”
Dan begitulah antara ayat yang keluar, melemahkan semangat mereka yang ingin mengajak kepada Allah SWT. Kadangkala, alasan-alasan seperti itu, yakni alasan tak sempurna, belum cukup bersedia, ilmu masih tak banyak, dosa masih ada yang tak boleh tinggal, digunakan oleh kita sendiri sebagai jalan keluar untuk tidak bergerak menyebarkan kebaikan.
Adakah benar, hendak mengajak kepada kebaikan, diri kita perlu sempurna dahulu?
Kisah Abu Bakr RA
Dari kalangan lelaki dewasa, Abu Bakr RA adalah yang pertama beriman dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Jika kita memerhatikan Sirah Nabawiyah, selepas keimanannya, Abu Bakr mengajak ramai manusia untuk mengikuti jalan kepada Allah SWT ini. Antara yang diajaknya adalah:
1. Uthman bin Affan RA – satu dari 10 yang dijamin syurga.
2. Sa’ad ibn Abi Waqqas RA – Satu dari 10 yang dijamin syurga.
3. Talhah ibn Ubaidillah RA – Satu dari 10 yang dijamin syurga.
4. Abdurrahman ibn Auf RA – Satu dari 10 yang dijamin syurga.
5. Zubair Al-Awwam RA
6. Abu Ubaidah Al-Jarrah RA – Satu dari 10 yang dijamin syurga
Ini adalah antara yang diseru oleh Abu Bakr RA, sebaik sahaja Abu Bakr beriman kepada Allah SWT. Kalau diperhatikan, mereka yang didakwah oleh Abu Bakr RA pada awal keimanannya ini, kebanyakannya adalah sahabat yang dijamin syurga.
Kita teliti, Abu Bakr RA ketika itu baru sahaja beriman kepada Allah SWT. Adakah Al-Quran ketika itu sudah sempurna sehingga ada ayat-ayat yang boleh menguatkan seruan Abu Bakr? Adakah Rasulullah SAW ketika itu sudah menyempurnakan dakwahnya sampai pada Abu Bakr ada pelbagai teknik yang boleh dia gunakan? Adakah ketika itu orang Islam sudah ramai sampai Abu Bakr boleh menunjukkan si fulan itu, si fulan ini gembira mengikuti Islam?
Kita perhatikan, dalam keadaan serba kekurangan, Abu Bakr RA bergerak juga menyebarkan kefahaman Islam, mengajak kepada kebaikan. Sedangkan ketika itu baru awal waktu seruan Rasulullah SAW. Ayat Al-Quran pun hanya ada beberapa sahaja. Orang Islam hanya ada dia, dan keluarga Rasulullah SAW sahaja.
Jadi kenapa Abu Bakr RA ini mampu bergerak, berani menyeru manusia kepada Islam dalam keadaan kekurangan demikian?
Kerana dia beriman, yakin dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Kerana dia melihat Islam itulah penyelesai kepada masalah insan, dan dia hendakkan Islam itu berada dalam jiwa-jiwa masyarakatnya.
Maka dia bergerak tanpa menanti sempurna. Tidak berlengahan. Tidak memberi alasan itu, alasan ini. Tidak juga jatuh dengan seksaan dan hinaan.
Perbaiki diri, dan ajak orang lain
Allahyarham Sheikh Mustapaha Masyur ada berkata:
“Islah nafsak, wad’u ghairak”
Ramai orang salah faham kata-kata ini dengan menafsirkan seperti berikut:
“Perbaiki diri dulu, baru ajak orang lain”
Kalau benar itu maknanya, maka Sheikh Mustaphaa Masyur akan berkata begini:
“Islah nafsak, summa, ud’u ghairak” Perkataan summa di sini membawa maksud kemudian.
Kenapa dia menggunakan ‘dan’, bukannya ‘kemudian’? Hal ini kerana, ‘dan’ menunjukkan kebersamaan, pada waktu yang sama. Manakala ‘kemudian’ menunjukkan kelewatan, bukan pada waktu yang sama. Maka, makna pada kata-kata “Islah nafsak, wad’u ghairak” hakikatnya adalah:
“Perbaiki diri kamu, dan(pada masa yang sama) ajak orang lain(memperbaiki diri macam kamu juga)”
Kenapa dia menyeru demikian? Kenapa Sheikh Mustapha Masyur tidak suruh kita ajak orang lain lepas diri kita dah sempurna? Kenapa masa tengah perbaiki diri kita sudah perlu ajak orang lain? Kenapa?
Hal ini kerana, manusia memang tidak akan mencapai kesempurnaan. Jadi, jika hendak tunggu sempurna, sampai kiamat pun tidak akan bermulanya seruan kepada kebaikan. Justeru, manusia perlu menyeru dengan apa yang sudah ada di tangannya. Dia ada sikit, dia bagi sikit. Dia ada banyak, dia bagi banyak. Pokoknya, dia memberi, berkongsi, menyeru ke arah kebaikan, mengajak manusia kembali kepada Allah SWT. Sebab itu, Rasulullah SAW bersabda:
“Sampaikan daripada aku, walaupun sepotong ayat”
Dan dengan kita bergerak mengajak manusia lain ke arah kebaikan, insyaAllah diri kita akan mempunyai satu rasa sensitif untuk menjalankan peningkatan. Hal ini kerana, kita akan merasakan satu tolakan untuk lebih memperkemaskan diri apabila kita mula menyeru manusia ke arah kebaikan. Ini juga satu booster untuk peningkatan diri.
Guru saya ada berkata:
“Perempuan yang malas mencuci kukunya, apabila dia mencuci pakaian, maka kukunya akan tercuci sama”
Kebaikan, jangan dilewat-lewatkan
Allah SWT berfirman:
“Dan segeralah kamu kepada (mengerjakan amal-amal yang baik untuk mendapat) keampunan dari Tuhan kamu, dan (mendapat) Syurga yang bidangnya seluas segala langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa;” Ali-Imran ayat 133.
Allah SWT juga mengingatkan kita berkenaan tindakan seorang lelaki yang apabila mendengar ummatnya menolak penyampaian rasul-rasul Allah SWT. Allah menceritakan bahawa lelaki itu berlari dengan pantas di dalam ayat berikut:
“Dan (semasa Rasul-rasul itu diancam), datanglah seorang lelaki dari hujung bandar itu dalam keadaan berlari, lalu memberi nasihat dengan katanya: Wahai kaumku! Turutlah Rasul-rasul itu” Surah Yaasin ayat 20.
Apa persamaan dua ayat ini?
Menyegerakan kebaikan.
Hal ini kerana, kalau kita tidak menyegerakan kebaikan, maka hakikatnya kita telah terjerumus dalam kerugian. Mari kita lihat ayat Al-‘Asr yang popular:
“Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar.” Surah Al-‘Asr ayat 1-3.
Ya, perhatikan ayat-ayat itu. Siapakah yang tidak rugi? Yang tidak rugi dalam hidup ini hanyalah mereka yang melakukan amal kebaikan, dan menyebarkannya pula.
Anda, nak untung atau hendak rugi?
Penutup: Sebarkanlah kebaikan, sebarkanlah kebenaran
Jadi jangan lengah lagi. Jangan takut untuk buat baik. Jangan takut untuk sebarkan kebaikan. Bila bersembang dengan kawan, selitkan peringatan-peringatan. Bila menghadiri satu majlis, jangan lupa ambil peluang menyebarkan kebenaran. Bila mengetuai satu program, jangan lupa adunkan program itu dengan hubungan kepada Allah SWT.
Sebarkanlah kebaikan, sebarkanlah kebenaran. Gunakan segala ruang, peluang dan cara yang ada untuk menyebarkan kebaikan dan kebenaran.
Jangan lengah, jangan lewat-lewat.
Bergeraklah.
Bersegeralah.
Tidak perlu menanti sempurna.
Inilah salah satu jalan untuk berusaha menyempurnakan diri kita.credit to ; langitIlahi.com/
Berhati-hati dengan Facebook!!
http://www.facebook.com/pa
Coba lihat..!! Sudah banyak saudara kita yang masuk fans page itu... Padahal mereka tak bermaksud untuk gabung..Mungkin Anda juga termasuk dari mereka yang telah tergabung tanpa disengaja.. Waspada dan segera untuk keluar karena jumlah anggota mereka setiap jam bertambah,
jika kita menulis nama negara itu sesuai aslinya maka informasi itu akan di direct ke page 15r43L dan dimonitor sama mereka disana, semua postingan yg mengandung kata 15r43L ada disana juga
Sebarkan vm ini ke saudara2 kita yang lain.. Karena kita bukan pengikut the real terorist..
Saya melihat mungkin anggota grup ini yang wall/note//tautan yang masuk ke dalam fans page itu, hati-hati ya..
tolong disebarin.
syukron.
(sumbEr dri group bErjuanglah, rEmaja islam!!)
credit to http://www.benashaari.com/
chip*chip ; aku rasa kaum yang dilaknat itu sedang berbangga sbb kte tiap-tiap hari asyik duk sebut nama diore 'i5r43l' ,sape tak bangga kalau nama dia asyik meniti dibibir setiap manusia pelusuk dunia. Orang jahat ni walau orang cakap bende buruk pasal diore pun xkesah asal dpt jadi femes and dapat menonjolkan diri dimata dunia! astaghfirullah. Jauhilah kami dari segala kejahatan makhlukMu Ya Rabb..